Selama setahun terakhir ini
saya meneliti konsep‐konsep fisika suatu taman
hiburan. Saya terkejut sekali, ternyata suatu taman hiburan model Disney Land,
Disney World ataupun Dunia Fantasi sangat kaya dengan konsep Fisika. Mereka
dapat dijadikan laboratorium raksasa untuk mata pelajaran Fisika.
Kita mulai dengan roller
coaster. Dalam wahana ini penumpang naik kendaraan yang tidak bermesin.
Kendaraan ini dinaikkan ke puncak bukit pertama dengan menggunakan semacam ban
berjalan (conveyor belt). Lintasan naiknya dibuat tidak terlalu curam karena
kita tahu semakin curam lintasan, semakin besar daya motor penggerak ban
berjalannya (biaya yang dikeluarkan lebih mahal). Puncak bukit pertama dibuat
lebih tinggi dari puncak bukit selanjutnya ataupun dari tinggi loop. Tujuannya
agar kendaraan mempunyai energi potensial yang cukup besar sehingga mampu
melintasi seluruh lintasan dengan baik.
gambar roller coaster (sumber: www.ultimaterollercoaster.com)
Ketika meluncur dari bukit
pertama, penumpang dilepas dan jatuh bebas dipercepat. Agar efek jatuh bebas
ini dapat lebih dirasakan, lintasan luncuran dibuat berbentuk seperti sebuah
parabola (lintasan benda dibawah medan gravitasi). Gerakan turun dipercepat ini
membuat jantung dan alat‐alat tubuh sedikit terangkat
dari tempat semula (inersia). Efek inersia inilah yang memberikan sensasi‐sensasi tertentu seperti semangat rasanya mau
terbang, timbul rasa mual dsb.
Memasuki loop, penumpang
dihadapkan pada loop yang berbentuk seperti tetes cair. Loop tidak dibuat
seperti lingkaran penuh karena pada titik terendah loop lingkaranpenumpang akan
mengalami bobot 6 kali bobot semula. Dengan bobot demikian besar, darah tidak
mampu mengalir ke otak, mata berkunang‐kunang dan orang akan pingsan. Dengan lintasan berbentuk tetes
cair, bobot maksimum yang dirasakan penumpang sekitar 3,7 bobot semula. Bobot
sebesar ini tidak terlalu berbahaya bagi penumpang. Dipuncak loop penumpang
berada pada posisi terbalik. Penumpang tidak akan jatuh karena gaya sentrifugal
(arah ke atas) yang dirasakan mampu mengimbangi gaya berat akibat tarikan
gravitasi bumi.
gambar loop
Gaya sentrifugal yang dirasakan
penumpang bukan hanya pada loop saja, tetapi juga pada belokan‐belokan tajam yang dibuat sepanjang lintasan.
Ketika penumpang berbelok kekanan, penumpang akan terlempar ke kiri. Sebaliknya
ketika berbelok ke kiri penumpang akan berbelok ke kanan. Orang akan terpental
lebih keras jika berpegang erat‐erat pada batang pengaman, karena itu agar lebih nyaman banyak
penumpang membiarkan tangan mereka bebas sambil berteriak‐teriak.
Keluar dari roller coaster kita
lanjutkan perjalanan ke Swinging boat atau Kora‐kora. Berbeda dengan roller coaster, Kora‐kora tidak meluncur di atas suatu lintasan
besi. Kora‐kora bergerak bolak‐balik seperti sebuah bandul. Di lintasan
terbawah Kora‐kora terdapat suatu ban yang
mendorong Kora‐kora agar selalu dapat berayun
dengan sempurna. Setiap kali kora‐kora berayun turun, seperti pada roller coaster, penumpang
mengalami berbagai perasaaan : ngeri, mual, hilang semangat dsb. Perasaan atau
sensasi terbesar akan dirasakan oleh penumpang yang duduk dibarisan belakang,
karena penumpang ini akan jatuh bebas dengan percepatan maksimum.
Capai berteriak karena ngeri
dan mual, kita masuk ke arena bom‐bom car atau mobil senggol. Arena ini merupakan arena terbaik
untuk belajar tumbukan. Mobil senggol bergerak dengan tenaga listrik yang
diperoleh dari jala‐jala listrik diatasnya. Pada
tongkat penghubung mobil dengan jala‐jala sering terlihat percikan listrik akibat tegangan listrik yang
sangat tinggi pada jala‐jala ini. Percikan terlihat
ketika hubungan tongkat ini dengan jala‐jala terputus. Karena energi yang diperoleh tiap mobil sama, maka
mobil berpenumpang ringan relatif dapat bergerak lebih cepat. Agar ketika
bertumbukan, Anda merasa nyaman maka disekeliling mobil diberi ikat pinggang
karet. Karet ini akan menerap efek tumbukan. Ketika mobil berpenumpang ringan
ditabrak oleh mobil berpenumpang berat, penumpang yang ringan akan merasakan
terlempar. Hal ini sesuai dengan hukum kekekalan momentum.
gambar bom bom car
Arena The Swing atau ontang
anting membawa kita mengerti konsep gaya sentrifugal. Ketika ontang‐anting mulai berputar, kursi ontang‐anting mulai membentuk sudut. Makin cepat
putaran, makin besar gaya sentrifugal yang dirasakan kursi itu. Akibatnya sudut
yang dibuat kursi terhadap garis vertikal makin besar. Namun ada keanehan,
sudut yang dibuat kursi ini sama untuk semua penumpang, tidak tergantung pada
berat penumpang Berat orang memang berusaha memperkecil sudut namun gaya
sentrifugal akan memperbesar sudut itu. Pengaruh kedua gaya saling menghapuskan
sehingga sudut simpangan kursi sama besar untuk berbagai orang.
gambar ontang-anting
Selesai dari ontang‐anting, para pengunjung bisa mengunjungi arena
lain seperti Dumbo (Gajah Bledug) untuk mempelajari bagaimana sistem hidraulik;
Big Wheel (Bianglala) untuk belajar bagaimana mengatur keseimbangan kursi, Air
Terjun Niagara untuk belajar gerak jatuh bebas, Pontang‐pontang untuk belajar menggabungkan kecepatan
secara vektor dan Flying Condor (Rajawali) dengan konsep katrolnya.
Luar biasa sekali bukan? Begitu
kayanya pelajaran fisika dalam suatu taman hiburan! Sayang sekali jika suatu
laboratorium fisika yang demikian besar kurang dimanfaatkan secara maksimal.
Padahal kombinasi hiburan dan laboratorium fisika raksasa dalam suatu taman
hiburan merupakan suatu hal yang mampu mengubah persepsi orang tentang fisika.
Fisika tidak akan lagi dianggap sebagai suatu momok yang menakutkan, tetapi
akan menjadi suatu pelajaran yang sangat asyik dan sangat menyenangkan.
Yohanes Surya Ph.D
Yohanes Surya Ph.D
(Ketua TOFI)
By : Prof Yohanes Surya
sumber: http://www.matadunia.id/2016/05/penerapan-fisika-dalam-dunia-hiburan.html
sumber: http://www.matadunia.id/2016/05/penerapan-fisika-dalam-dunia-hiburan.html
Komentar
Posting Komentar